Tak Beramal, namun mendapat pahala orang yang Beramal


Rasulullah pernah bersabda,
"Tiada seorangpun yang meiliki kebiasaan sholat malam, lalu suatu kali ia tertidur (sehingga tidak mengerjakannya), melainkan Allah akan mencatat untuknya pahala shalat malam (seperti biasa) dan tidurnya itu sebagai sedekah dari Allah atasnya." (H.R. an-Nasa'i)

itulah maksudku tentang tak beramal namun mendapat pahala beramal. Ternyata rahasia mereka adalah mereka sudah terbiasa melakukan amalan tersebut, sehingga ketika satu saat mereka sedang tidak mampu lagi melakukan amal kebiasaan itu, Allah tetap mengasihi mereka dan memberikan pahala amal tersebut.

Fikiranku terbang seketika teringat  kepada pak kaum (sebutan untuk orang yang mengurusi Masjid dan kegiatannya di kampung orangtuaku) yang baru saja meninggal dunia. Aku mengenalnya sebagai orang yang menjaga shalat lima waktunya di Masjid walaupun kondisi masjid di kampung sunyi. Pandanganku terhadap beliau adalah orang yang rendah hati dan perhatiannya besar untuk agama. Mamakku bercerita bahwa istri beliau bercerita ketika di perwiritan ibu-ibu di kampung, bahwa beliau sudah meninggalkan wasiat untuk anak-anak nya dan istrinya UNTUK MENJAGA SHALAT.

Masya Allah,,, Wasiat yang sangat mulia, mengikuti wasiat yang pernah diberikan Lukman untuk anaknya yang Allah ceritakan dalam Al-Qur'an :

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Lukman: 17).

Kabar yang aku dengar dari bapak-bapak di Masjid dan bapakku ketika aku pulang kampung adalah bahwa beliau meninggal setelah sakit 3 bulan lebih. Sakit yang aku sendiri malu untuk menceritakannya. Masya Allah... 3 bulan lebih beliau tidak mampu melakukan amal kebaikan seperti biasanya. Aku berharap (dan sepertinya benar) bahwa beliau semasa sehatnya memiliki amal-amal kebiasaan yang dijaganya, yang dengannya semoga Allah tetap menuliskan catatan kebaikan untuk beliau.

Beruntunglah kita jika ketika di masa sehat ini kita memiliki amal-amal kebaikan yang sudah menjadi rutinitas dan kebiasaan kita, Istiqamah dalam melakukannya walaupun sedikit, agar kita memiliki sedikit kebanggaan ketika menghadapi waktu pertanggungjawaban di akhirat nanti.

Mungkin itulah salah satu hikmah dan maksud Rasulullah dahulu pernah berpesan untuk kita ummat beliau, "... Gunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu...."

 Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk membiasakan beberapa amalan shaleh sebagai kebiasaan sehari-hari di masa-masa sehat ini. Agar pahala amal trsebut tetap sampai kepada kita ketika suatu saat kita sedang sakit dan tak mampu melakukan amal kebiasaan itu, atau juga ketika kita terlupa dan tak ada kesempatan untuk melakukannya lagi.

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari, no. 2996)

*Referensi: - Majalah ar-Risalah
- https://rumaysho.com/14592-rahasia-walau-uzur-tetap-dapat-pahala.html


banner
Previous Post
Next Post

0 comments: